PENGANGKUTAN DENGAN KBM DINAS ATAU KONTRAK

1.    Persiapan Pengiriman
a.    Kantung kirimanpos yang akan dikirim ke kantor tujuan disortir dan dikelompokkan berdasarkan jenis alat angkutan, dan rute angkutan.
b.    Penyortiran tersebut berpedoman pada jalur distribusi kirimanpos yang ditetapkan oleh kantor pusat.
c.    Sambil melakukan penyortiran harus dilakukan pemeriksaan kirimanpos yang
meliputi kondisi kantungpos, label alamat dan penyegelan kantung dengan plombir. 
2.    Pemuatan dan Penyerahan
a.    Kantung kirimanpos yang dimuat ke alat angkutan disortir dan dikelompokkan berdasarkan titik singgah alat angkutan.
b.    Kelompok kantung kirimanpos untuk titik singgah pertama disusun di dekat pintu, sedangkan untuk titik singgah terakhir disusun paling dalam. 
c.    Membuat pas pengantar R6 rangkap-2 untuk tiap kantorpos tempat kirimanpos dibongkar. Dalam pas pengantar tersebut dirinci kirimanpos untuk kantor itu dan kirimanpos singgah yang disalurkan melalui kantor tersebut.[1]
d.    Pas pengantar R6 diikat pada leher kantung luar.
e.    Mencatat kirimanpos yang akan diangkut dengan KBM dinas pada R7 rangkap-2 (atau disesuaikan dengan kondisi setempat). Kirimanpos untuk satu kantor yang disinggahi alat angkutan dan kirimanpos yang disalurkan melalui kantor tersebut harus dicatat pada  R7 tersendiri.[2]
f.     Sebelum memuat kirimanpos ke dalam alat angkut, harus diperhatikan apakah volume kiriman untuk suatu kantor yang akan disinggahi alat angkutan memungkinkan diangkut dengan satu kenderaan. Jika volume kirimanpos untuk kantor itu mencapai satu alat angkutan atau lebih, maka alat angkutan tersebut dapat dimuat dengan kirimanpos untuk kantor tersebut.
g.    Memuat kirimanpos ke dalam angkutan sambil melakukan pencocokan dengan bukti serah R7 bersama-sama dengan pengawalpos. Dalam memuat kirimanpos ke dalam alat angkutan, kirimanpos kilat khusus harus diprioritaskan apabila kapasitas alat angkutan tidak mencukupi.
h.   Melakukan serah terima kirimanpos dengan pengawalpos dan memintanya menanda tangani R7 lembar ke-2.
Mencatat keberangkatan alat angkutan pada “buku pengawasan keberangkatan dan kedatangan alat angkutan”.